CITRA
Kamis, 18 April 2019
Selasa, 05 Maret 2019
KOLEKSI PHOTO
Sabtu, 02 Maret 2019
CITRA ELEKTRO SERVICE
CITRA ELEKTRO Jl. Sedayu Bend. No.31, Bangetayu Wetan, Genuk, Jawa Tengah 50115 0851-0224-9096 https://maps.app.goo.gl/rkjeZ
Menerima servis :
-TV
-amplifier / speaker aktif
-kipas angin
-magic com (dibawa lengkap)
-dll peralatan elektronik
Bisa dipanggil, tapi mohon untuk antri
Kebanyakan permintaan konsumen adalah sore / malam hari, sehingga ada yang menganggap bisanya malam hari.
Terima kasih
Rabu, 27 Februari 2019
BERGURU itu BARU MENGAJI
Ini benar-benar terjadi. Suatu waktu kami berbincang dengan seorang teman yang ternyata dia senang sekali mengaji / mengkaji ilmu, bagus sekali kesenangannya, tapi sayangnya mengajinya dengan buku terjemah dan tanpa guru, bukunya terjemah hadits bukhari, yang dari perbincangan itu diketahui bahwa dia telah memahami hadits dengan benar secara tekstual tapi tidak mengetahui asbabul wurudnya (sebab munculnya tsb) yang sehingga pemahamannya salah (yang halal jadi haram) dan itu telah dia ajarkan pada orang lain, dan ngaji yang seperti ini yang dikritisi (tidak diperbolehkan) oleh para ulama', karena kalau mengaji tanpa berguru maka gurunya adalah syetan, karena dia mengira pemahamannya benar dan ternyata terjerumus pada pemahaman yang salah.
Ada ulama yang berfatwa bahwa mengaji kitab kuning hasil ijtihad para ulama' walaupun sudah tidak tertulis lagi al-quran dan haditsnya itu sama dengan mengaji al-quran dan hadits, mengapa? Karena kitab kuning itu hasil ijtihad para ulama' yang rujukannya bersumber dari al-quran dan hadits, sehingga kita sebagai orang awam yang minim akan ilmu ini (dan mungkin mustahil untuk dapat sampai ke derajat mujtahid) sudah seyogyanya untuk mengikuti para mujtahid melalui para syech guru kita sehingga sedapat mungkin kita terhindar dari pemahaman yang salah.
Hasil perbincangan :
- yang halal menjadi haram
- cara bersuci mandi yang tidak sempurna (tidak sah)
Kalau mandi besarnya tidak sah, lalu bagaimana dengan shalatnya? Maka dari itu marilah kita mencari ilmu dengan guru sehingga ada yang menuntun kita, guru itu merupakan lentera penerang bagi kita yang masih buta ini yang akan menuntun kita menuju jalan yang terang benderang penuh ridlo ilaahi.
SANTRI
Menurut kami (walau terkadang keberadaannya dipandang sebelah mata dan tidak jarang pula fitnah menimpanya, seperti para pendahulunya para nabi) santri adalah manusia yang paling siap untuk menghadapi dan menjalani hidup, tidak terbayang besok akan jadi apa, maka dari itu santri dalam menuntut ilmu " LURUSKAN NIAT LILLAHI TA'ALA untuk mengurangi kebodohan diri, tidak berkeinginan untuk jadi apa-apa, menuntut ilmu selamanya ". Mereka melakoni perjalanan hidup dengan ilmunya. Yang penting "jadi apa-apa itu tidak penting", ridlo Allah-lah yang terpenting.
Santri tidak pernah membayangkan besok jadi apa, makan apa, kerja apa, karena mereka mempunyai keyaqinan bahwa Allah SWT telah menjamin rizqi semua makhlukNya. Santri bekerja proyekan bisa dan biasa, yang selain santri kerja proyekan tidak kalah banyaknya, dan bekerja seperti umumnya masyarakat juga bisa dan biasa. Mereka berpatokan yang penting halal, berkah dan diridloi Allah SWT.
Paling cocok untuk santri dalam mencari jodoh ya yang sekuffu (sama santrinya), karena biasanya lebih bisa menerima keadaan pasangannya, bisa sejalan & seperjuangan. Terkadang ada yang takut tentang masa depan anaknya jikalau pasangan hidup anaknya nanti adalah seorang santri, karena mereka belum tahu kalau santri itu serba bisa. Santri jangan risau, karena kalau sudah jodoh pasti akan datang.
رب زدني علما وارزقني فهما
أمين
Selasa, 26 Februari 2019
SUMUR MENGISI TIMBA
Kajian tersebut berlangsung di banyak tempat. Untuk senin malam selasa pahing bertempat di Solo, malam rabu pon di Kendal. Dulu malam kamis wage di Ngrimbu Karangawen Demak, tapi sekarang dirubah menjadi Minggu kliwon malam Senin legi setelah isya' (kalau tidak ada kepentingan perubahan).
Di bawah ini foto-foto di Karangawen
Senin, 25 Februari 2019
BLOG INI SYAFI'IYYAH
Mengapa? Karena kami tinggal di Indonesia yang notabenya mayoritas menganut madzhab Imam Syafi'i, semoga kita termasuk golongan AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH, karena semua mengaku sebagai ahlus sunbah wal jama'ah.
Dengan mengikuti jejak Habaib dan ulama', إن شاء الله dapat terwujud bahwa kita termasuk ahlus sunnah wal jama'ah, walaupun di luar sana ada yang mengatakan bahwa Habaib itu termasuk ahli bid'ah, mengapa? Karena Habaib juga tahlilan, mauludan, ratiban, yang mana semua itu bila dikaji lebih dalam maka tidak diketemukan unsur yang menyelisihi al-quran dan hadits, jangan ragu.
HANYA BERBAGI TANPA MENGHAKIMI